Selasa, 02 Desember 2014

Pengasuh PP. Miftahul Ulum Betet Pamekasan Wafat

Pamekasan - Ulama muda dan Kharismatik asal Pamekasan, RKH. Abd Ali Abd Hamid (34), wafat pada Rabu (3/12/2014) sehabis Subuh di rumah sakit Husada Utama, Surabaya. 

Kiai Ali mengidap penyakit jantung dan saraf. Kiai Ali dirawat di Surabaya selama 20 hari setelah sebelumnya sempat dirawat di Rumah Sakit Larasati Pamekasan selama dua hari.

Tepat pukul 11.05 WIB, jenazah RKH. Abdul Ali Abdul Hamid, tiba di Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Desa Betet, Kecamatan Pamekasan. Jenazah Kiai Ali dibawa dari Surabaya menuju kediamannya menggunakan mobil ambulance.

Setibanya di halaman pesantren, ribuan warga dari berbagai pelosok di Madura sudah menyambutnya. Air mata dari ribuan warga dan para santrinya tak terbendung. Bahkan tangisan kesedihan dari para santri dan alumni serta warga turut mengiringi jenazah Kiai Ali saat diturunkan dari dalam mobil ambulance untuk dibawa ke salah satu surau kuno peninggalan ayahnya.

Sementara di dalam masjid hingga ke halaman pesantren, para santri dan ribuan warga menggelar tahlil dan doa bersama sambil menunggu jenazah Kiai Ali selesai dimandikan dan disolatkan.

Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum Bettet Pamekasan, itu merupakan putera kedua dari tiga bersaudara dari pasangan RKH. Abd Hamid (Alm) dan Nyai Farida. Kepergiannya menyisakan duka mendalam bagi para santri, alumni dan ulama di Pamekasan. Khususnya bagi ibunda tercinta, dan istrinya Nyai Fina beserta ketiga puteranya yang masih balita.

RKH. Abd Ali memimpin pesantren kurang lebih 10 tahun. Terhitung sejak ayahandanya RKH. Abd Hamid wafat pada 2004 lalu.

1 komentar:

إِنَّ مِنْ النَّاسِ مَفَاتِيحَ لِلْخَيْرِ مَغَالِيقَ لِلشَّرِّ ، وَإِنَّ مِنْ النَّاسِ مَفَاتِيحَ لِلشَّرِّ مَغَالِيقَ لِلْخَيْرِ ، فَطُوبَى لِمَنْ جَعَلَ اللَّهُ مَفَاتِيحَ الْخَيْرِ عَلَى يَدَيْهِ ، وَوَيْلٌ لِمَنْ جَعَلَ اللَّهُ مَفَاتِيحَ الشَّرِّ عَلَى يَدَيْهِ
“Sesungguhnya ada orang yang menjadi kunci pembuka bagi kebaikan dan kunci penutup bagi keburukan. Namun ada juga yang menjuadi kunci pembuka bagi keburukan dan kunci penutup bagi kebaikan. Beruntunglah orang yang Allah jadikan kunci kebaikan ada di tangannya, dan celakalah orang yang Allah jadikan kunci keburukan ada di tangannya.” (HR. Ibnu Majah. Dinyatakan shahih oleh Al-Albany dalam Shahih Al-Jami, no. 3986)